RANDU KENTIR

RANDU KENTIR

Selasa, 27 Maret 2012

laporan hasil pengamatan aktivitas industri


LAPORAN HASIL PENGAMATAN
AKTIVITAS INDUSTRI KERUPUK DI DESA KENANGA
KECAMATAN SINDANG DAN DAMPAKNYA

  GAMBARAN INDUSTRI

Gambar I bagian luar pabrik

Gambar II bagian dalam pabrik


A.    PENDAHULUAN
Limbah cair industri pangan merupakan salah satu sumber pencemaran lingkungan. Jumlah dan karakteristik air limbah industri bervariasi menurut jenis industrinya. Contohnya adalah industri kerupuk dan tepung terigu. Industri kerupuk dan Tepung Terigu  mengandung banyak bahan organik dan padatan terlarut. Untuk memproduksi 1 ton kerupuk atau tepung dihasilkan limbah sebanyak 1.000 – 3.000 Liter. Sumber limbah cair pabrik kerupuk berasal dari proses merendam, dan pemilahan sampai proses akhir.
Pada umumnya penanganan limbah cair dari industri ini cukup ditangani dengan system bilogis, hal ini karena polutannya merupakan bahan organic seperti karbohidrat, vitamin, protein sehingga akan dapat didegradasi oleh pengolahan secara biologis. Tujuan dasar pengolahan limbah cair adalah untuk menghilangkan sebagian besar padatan tersuspensi dan bahan terlarut, kadang-kadang juga untuk penyisihan unsur hara (nutrien) berupa nitrogen dan fosfor.
Pabrik Kerupuk seringkali belum ditangani secara baik sehingga menimbulkan dampak terhadap lingkungan.Salah satunya dampak limbah-bau limbah cair dan padat. Limbah kerupuk mengandung protein tinggi sehingga konsekuensinya menimbulkan gas buang berupa Amoniak/ Nitrogen dan Sulfur yang tidak sedap dan mengganggu kesehatan. Sampai saat ini resiko bau ini masih belum ada jalan keluarnya sedangkan di sisi lainnya produk kerupuk sudah merupakan makanan Favorit yang hampir harus selalu ada dalam konsumsi masyarakat kecil sampai dengan masyarakat golongan atas. Dampak negatif yang ditimbulkan pabrik kerupuk ini mengancam keberlangsungan usaha dan lebih lanjut terhadap ketersediaan kerupuk bagi masyarakat, karena terancam tutup / dilarang operasi. Jalan lain yang dapat dilakukan biasanya dengan menalakukan relokasi pabrik yang bertakibat pada meningkatnya biaya produksi dan harga kerupuk.
Limbah industri kerupuk adalah limbah yang dihasilkan dalam proses pembuatan krupuk maupun pada saat pencucian bawang putih. Limbah yang dihasilkan berupa limbah padat dan cair. Limbah padat belum dirasakan dampaknya terhadap lingkungan karena dapat dimanfaatkan untuk makanan, tetapi limbah cair akan mengakibatkan bau busuk dan bila dibuang langsung ke sungai akan menyebabkan tercemarnya sungai. Limbah cair yang dihasilkan mengandung padatan tersuspensi maupun terlarut, akan mengalami perubahan fisika, kimia, dan hayati yang akan menghasilkan zat beracun atau menciptakan media untuk tumbuhnya kuman dimana kuman ini dapat berupa kuman penyakit atau kuman lainnya yang merugikan baik pada kerupuk itu sendiri ataupun tubuh manusia. Bila dibiarkan dalam air limbah akan berubah warnanya menjadi coklat kehitaman dan berbau busuk. Bau busuk ini akan mengakibatkan sakit pernapasan. Apabila limbah ini dialirkan ke sungai maka akan mencemari sungai dan bila masih digunakan maka akan menimbulkan penyakit gatal, diare, dan penyakit lainnya.
Dalam proses pembuatan kerupuk menghasilkan dua jenis limbah, yaitu limbah padat dan limbah cair. Limbah padat atau yang sering kita sebut kulit bawang putih dapat diolah kembali menjadi karya seni atau dapat dimanfaatkan sebagai hiasan rumah seperti lukisan temple dari kulit bawang dan lain sebagainya. Sendangkan limbah cair atau sering kita sebut sebagi pengawet makanan alami.
B.     LOKASI DAN WAKTU
Untuk mendapatkan informasi dalam penyusunan laporan ini, kami melakukan beberapa observasi secara langsung maupun dengan wawancara kepada pengelola industri. Adapun pengamatan / observasi telah kami laksanakan pada :
Nama               : Dini Adinda Aseptin      
Kelas               : XII TKI II
Lokasi              : Pabrik Kerupuk (Sentra Pembuatan Kerupuk)
   Desa Kenanga, Kecamatan Sindang, Indramayu
Waktu             : Selasa, 27 Maret 2012
Dan dari hasil pengamatan saya, saya telah menemukan beberapa informasi mengenai pencemaran yang terjadi di daerah sekitar pabrik tersebut yang akan kami paparkan.
C.    PROSES PENDIRIAN USAHA
            Usaha Terasi yang dibangun sejak tahun 1990, berawal dari usaha kecil-kecilan dengan modal sedikit dan tempatnya juga masih di dalam rumah sendiri, tidak menggunakan tempat khusus seperti pabrik-pabrik lainnya. Saat melakukan penjualan pertama hanya mengisi warung-warung kecil yang membutuhkan kerupukan untuk lauk tambahan dan lain sebagainya. Dengan keliling dari warung k warung lainnya agar terasi yang di buat bisa habis terjual. Seiring berjalannya waktu, usaha yang di bangun dengan usaha yang sungguh-sungguh ini semakin berkembang hingga akhirnya bisa membuat tempat usaha sendiri (pabrik). Dan untuk menjual krupuk tidak perlu keliling dari warung ke warung lagi karena konsumen yang membutuhkan kerupuk datang sendiri ke pabrik untuk membeli krupuk tersebut. Bahkan usaha yang di bangun ini mampu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar sehingga memberikan peluang bagi masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan.
D.    JENIS PRODUK DAN KAPASITAS PRODUKSI
   Jenis produk yang di jual yaitu kerupuk udang, kerupuk jengkol  dan lain-lain. Kapasitas yang di produksi melebihi dugaan karena banyak permintaan dari masyarakat. Pabrik pembuatan kerupuk juga terisi penuh oleh kulit udang,kulit bawang juga jengkol.
E.  DAERAH PEMASARAN
Daerah pemasaran kerupuk ini meliputi desa-desa di sekitarnya dan selain itu juga sebagai distributor untuk mengambil kerupuk dan dijual di pasar, seperti pasar daerah di Sindang, Jatibarang, Patrol,  Kec. Indramayu dan Cirebon


F.  BESAR PENDAPATAN/OMSET
Pendapatan yang di dapat mencapai 100-500 jt/ bulan namun tidak tentu karena tergantung pada permintaan konsumen, jika permintaan banyak maka pendapatannya lebih dari yang tertera di atas besar,
G.  SDM/TENAGA KERJA
Setiap orang dapat bekerja di pabrik kerupuk ini karena tidak memperhatikan pendidikan tetapi lebih memperhatikan pada kemampuan seseorang, sehingga SDM atau tenaga kerjanya kurang berkualitas. Namun tenaga kerja yang terdapat dalam pabrik saai ini berjumlah 15 karyawan.
v  HASIL PENGAMATAN
A.   DAMPAK POSITIF
    1. Sebagai lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.
    2. Sebagai salah satu lauk yang dapat dibeli saat tidak punya banyak uang.
    3. Masyarakat tidak perlu pergi jauh untuk membeli kerupuk, karena pabriknya dekat dan terdapat pada warung-warung.
B.     DAMPAK NEGATIF
Setelah melaksanakan kegiatan observasi, kami mendapatkan informasi-informasi yang berkaitan dengan pencemaran-pencemaran yang terjadi di lingkungan sekitar pabrik tersebut, yang ternyata tidak hanya disebabkan dari pabrik kerupuk tapi juga ada sebab-sebab lain.
Adapun informasi-informasi pencemaran linkungan tersebut diantaranya adalah :
  • Pencemaran air
Pencemaran air adalah pencemaran yang disebabkan oleh masuknya partikel-partikel ke dalam air sehingga mempengaruhi pH normal pada air.Penyebab-penyebab pencemaran air di sekitar pabrik tahu tersebut antara lain:
Penyebab Utama :
  • Limbah dari bekas air pencucian bahan baku pembuatan kerupuk
  • Limbah cair dari proses pengolahan bahan baku ( bawang, jengkol, dll)
  • Limbah padat berupa kulit bawang, kulit jengkol dari pengolahn kerupuk.
Penyebab lain :
  • Limbah dari rumah tangga (bekas cucian piring, cucian baju, dll) di sekitar pabrik
  • Air bekas untuk memandikan ternak yang berada di sekitar lokasi observasi.
  • Banyak warga yang membuang sampah rumah tangga ke sungai.
Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh adanya pencemaran air di sekitar pabrik antara lain :
  • Keadaan air sungai menjadi kotor dan keruh.
    • Menimbulkan bau yang tidak sedap sehingga mengganggu pernapasan warga di    sekitarnya.
    • Banyak biota sungai yang mati
    • Air di sungai tempat pembuangan limbah menjadi tergenang akibat sampah.
    • Warga yang mempergunakan air, banyak yang terkena penyakit gatal-gatal dan diare.
    • Merusak pemandangan / mengurangi nilai keindahan.
    • Mencemari sumur warga.

  • Pencemaran Udara
Selain terjadi pencemaran air, ternyata di daerah tersebut juga terjadi pencemaran udara. Penyebab-penyebab pencemaran udara dari pabrik terupuk tersebut antara lain :
  • Asap dari penggorengan kerupuk.
  • Asap dari kayu bakar.
  • Aroma dari bahan baku bawang dan jengkol yang mengandung amonia.
Akibat-akibat yang muncul dari pencemaran udara, antara lain :
  • Terganggunya pernapasan.
  • Dinding-dinding pabrik berubah warna menjadi hitam akibat asap pembakaran kayu.
  • Menyebabkan sesak napas, mual, dan lain-lain.

  • Pencemaran Tanah
Saat kami melakukan observasi di daerah tersebut kami menemukan / melihat adanya pencemaran tanah yang berada dekat dengan pabrik tahu tersebut. padahal tempat tersebut bukanlah tempat pembuangan sampah. Penyebab-penyebab dari terjadinya pencemaran tanah :
  • Banyak warga yang membuang sampah rumah tangga mereka di tempat tersebut.
  • Tempat tesebut juga dijadikan tempat pembuangan kotoran hewan.
  • Limbah padat kerupuk banyak yang dibuang di tempat tersebut dan dibiarkan begitu saja.
  • Banyak warga yang tidak peduli dengan kebersihan di lingkuangn tersebut.
Akibat-akibat dari pencemaran tanah, antara lain :
  • Merusak pemandangan dan mengurangi keindahan daerah tersebut.
  • Timbul bau yang tidak sedap dari sampah tersebut.
  • Sedikit flora yang tumbuh.
v KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
  1. Dampak negatif dari industri maupun rumah tangga akan selalu muncul, untuk itu dampak ini harus dikelolah dengan sebaik-baiknya agar tidak menimbulkan efek yang lebih besar lagi.
  2. Sungai akan selalu tercemar, apabila setiap industri yang membuang limbahnya tidak sesuai dengan persyaratan/baku mutu yang telah ditetapkan.
  3. Kegiatan pengelolah limbah dapat dilakukan dengan 2 (dua) metode yaitu dengan pengelolaan limbah itu sendiri dan meminimalisir limbah.
.    SARAN
  1. Pembangunan instalasi pengolahan air limbah sudah mutlak dan harus dimiliki oleh setiap industri atau badan pengolah yang ditunjuk agar setiap air limbah yang dibuang ke sungai sudah masuk dalam baku mutu yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
  2. Pengalaman-pengalaman negara maju dalam mengelola limbah dapat dijadikan contoh untuk diterapkan pada negara kita.
  3. Keseriusan dari semua pihak sangat diperlukan agar limbah industri yang ada benar-benar tidak mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia, kalau hal ini tidak kita mulai dari sekarang maka akan sama-sama kita lihat bahaya apa yang akan muncul ke depan yang menghadang kita.
  4. Penegakan hukum dan etika bisnis harus betul-betul dijalankan dengan tegas dan sebaik-baiknya.
v  PENUTUP
Demikian yang dapat saya sampaikan dalam laporan ini, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua orang. Saya menyadari bahwa masih ada banyak kesalahan dalam laporan ini. Untuk itu saya mohon dukungan, kritik, dan saran yang membangun dari semua pihak.





DINI ADINDA ASEPTIN ^_^